Halaman

Senin, 30 Juni 2008

Satu Hari

Hari dimulai. Usai shalat subuh di masjid, Toni pulang sambil lari pagi. Sampai di rumah dan masih ngos-ngosan, ia membuka pintu rumahnya dan mengucapkan salam,
“Assalamualikum.” Dengan nafas terengah-engah.
“Waalaikumsalam.” Ibunya menjawab dengan ramah dari dapur.
Ibu sedang sibuk memasak di dapur, ayahnya tidak ada di rumah karena sedang bekerja di kota. Sedangkan adiknya sedang menyiapkan buku pelajarannya hari ini. Lalu Toni masuk ke kamarnya dan ia memeriksa kembali buku yang harus Ia bawa nanti. Tiba-tiba Toni menjatuhkan sebuah buku “plok”. Lalu Ia mengambil buku itu lalu membukanya dan membacanya, iapun jadi teringat masa saat masih SMP dimana ia bisa bercanda, belajar, kadang juga berkelahi dengan teman-temannya. Ia lalu melihat tulisan yang ia rasa berbeda dengan tulisannya. Toni mencoba mengingat tulisan siapa itu. Tapi ia tidak ingat. Lalu Ia meletakkan buku itu di meja belajarnya. Dengan melupakan sementara siapa si penulis tulisan itu karena sebentar lagi ia harus mandi agar tidak terlambat ke sekolah.
Setelah selesai memeriksa Ia lalu mandi setelah itu sarapan, Toni pergi ke dapur untuk melihat apakah sarapan yang dibuat ibunya? Bau cabai mulai menusuk hidungnya dan hangatnya hidangan itu mulai terasa. Di atas meja ada tiga piring yang berisi nasi goreng. Toni mengambil piring yang berisi nasi goreng bagiannya.