Halaman

Sabtu, 25 April 2015

Mencari makna sombong sebenarnya.

Apakah anda suka jika ada yang mengatakan bahwa anda adalah orang yang sombong? Apakah anda suka jika ada seseorang yang sombong? Apakah anda suka jika seseorang yang sombong itu adalah teman anda? Apakah anda betah berlama-lama dengan orang yang sombong?
“dasar sombong, menyapa saja tidak mau.”
“Orang itu sombong sekali kelakuannya.”
“Orang lain tidak ada apa-apanya.”
Beberapa perkataan itu mungkin sering masuk ke telinga kita. Namun, apa sebenarnya sombong itu. Benarkah orang yang kita beri label “sombong” memang benar sombong ataukah sebenarnya kita sendiri yang tidak mengetahui apa itu “sombong” sebenarnya?

Selanjutnya, apa yang manusia miliki sehingga manusia bisa sombong? Apakah karena harta? Apakah karena tahta? Ataukah karena kepopuleran? Ataukah karena berparas elok nan rupawan? Apakah karena ilmu yang tinggi? Apakah karena kepintarannya? Apakah karena keturunan bangsawan? Ataukah karena prestasi yang ia raih? Merasa sudah banyak amal sehingga sombong dan menganggap dirinya lebih hebat dibandingkan orang lain?

Pertama-tama definisi sombong mengenai yang perlu kita jadikan acuan utama yang bersumber dari Al-qur’an dan hadist,

“Janganlah kamu berjalan dengan sombong di muka bumi. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus ke dasar bumi dan tidak dapat menandingi ketinggian gunung (QS Al Israa':37)

"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakaan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-Qashash: 83)

“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18)

Rasul saw bersabda :”Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “”Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia(HR Muslim).  

Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”. (HR Muslim)

Abdullah bin Umar ra bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Apakah sombong itu bila seseorang memiliki hullah (pakaian yang terdiri dari dua potong baju) yang dikenakannya?”
Nabi SAW menjawab, “Tidak.”
“Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus dengan tali sandalnya yang bagus?”
“Tidak.”
“Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan yang dikendarainya?”
“Tidak.”
“Apakah bila seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?”
“Tidak.”
“Wahai Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?”
Kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab:
“Meremehkan kebenaran dan merendahkan manusia.”
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)

Tidak perlu merasa hebat saat Anda dipuji, dan jangan merasa hina saat Anda dimaki. Saat dipuji, ingatlah bahwa sebenarnya orang-orang memuji Allah SWT, bukan Anda. Karena Anda adalah ciptaan Allah SWT. Saat dimaki, jangan sampai melakukan hal itu, karena secara tidak langsung hinaan itu berarti Anda telah menghina ciptaan Allah SWT. Jadi tidak ada alasan untuk anda bisa sombong di dunia yang Allah ciptakan ini.

Tidak ada manusia yang sempurna, manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Apakah pantas seorang manusia yang tidak memiliki apa-apa di dunia ini untuk sombong? Apa yang dimiliki manusia? Harta, itu semua pemberian Allah SWT. Jasad, juga pemberian Allah SWT. Jabatan, itu juga amanah dari Allah SWT. Makanan yang kita makan seitap hari, itu juga dari Allah SWT. Semua yang ada di dunia ini milik Allah SWT dan manusia juga merupakan ciptaan Allah SWT. Pantaskah manusia untuk sombong terhadap hal-hal yang tidak dimilikinya. Jawabannya tentu saja tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas Comment nya